al-quran-terjemahan-al-quran-digital-beli-buku-online AddeenShop - Tip AddeenShop: Tip - All Post
WHAT'S NEW?
Loading...
Showing posts with label Tip. Show all posts
Showing posts with label Tip. Show all posts
KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH DAN AMALAN YANG DISYARIATKAN


Oleh
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin



Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan segenap sahabatnya.

روى البخاري رحمه الله عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر - قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء 

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun".

وروى الإمام أحمد رحمه الله عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام أعظم ولا احب إلى الله العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد 

وروى ابن حبان رحمه الله في صحيحه عن جابر رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: أفضل الأيام يوم عرفة.

"Imam Ahmad, rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid".

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN

1. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah
Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة 

"Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga".

2. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada Hari Arafah.
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi :

الصوم لي وأنا أجزي به ، انه ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي

"Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku".

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ما من عبد يصوم يوماً في سبيل الله ، إلا باعد الله بذلك اليوم وجهه عن النار سبعين خريف

"Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun". [Hadits Muttafaqun 'Alaih].

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah rahimahullah bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده .

"Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya".

3. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala.

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ 

".... dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan ...". [al-Hajj/22 : 28].

Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma.

فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد 

"Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid". [Hadits Riwayat Ahmad].

Imam Bukhari rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha', tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan :

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu

"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah".

Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah.

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ

"Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu ...". [al-Baqarah/2 : 185].

Tidak dibolehkan mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan berkumpul pada suatu majlis dan mengucapkannya dengan satu suara (koor). Hal ini tidak pernah dilakukan oleh para Salaf. Yang menurut sunnah adalah masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri. Ini berlaku pada semua dzikir dan do'a, kecuali karena tidak mengerti sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang lain.

Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti : takbir, tasbih dan do'a-do'a lainnya yang disyariatkan.

4. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa.
Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta'atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.

Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

ان الله يغار وغيرة الله أن يأتي المرء ما حرم الله علي

"Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya" [Hadits Muttafaqun 'Alaihi].

5. Banyak Beramal Shalih.
Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

6. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq
Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama'ah ; bagi selain jama'ah haji dimulai dari sejak Fajar Hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

7. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-Hari Tasyriq.
Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta'ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

وقد ثبت أن النبي صلى الله عليه وسلم ضحى بكبشين أملحين أقرنين ذبحهما بيده وسمى وكبّر ووضع رجله على صفاحهما 

"Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu". [Muttafaqun 'Alaihi].

8. Dilarang Mencabut Atau Memotong Rambut Dan Kuku Bagi Orang Yang Hendak Berkurban.
Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu 'anha bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

إذا رأيتم هلال ذي الحجة وأراد أحدكم أن يضّحي فليمسك عن شعره وأظفاره 

"Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya".

Dalam riwayat lain :

فلا يأخذ من شعره ولا من أظفاره حتى يضحي 

"Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban".

Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah.

وَلا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّه

"..... dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan...". [al-Baqarah/2 : 196].

Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.

9. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya.
Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.

10. Selain Hal-Hal Yang Telah Disebutkan Diatas.
Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan ; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.

Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya dan menunjuki kita kepada jalan yang lurus. Dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga dan para sahabatnya.

والله الموفق والهادي إلى سواء السبيل وصلى الله على محمد وآله وصحبه وسلم .

صدرت بأذن طبع رقم 1218/ 5 وتاريخ 1/ 11/ 1409 هـ
صادر عن إدارة المطبوعات بالرئاسة العامة لإدارات البحوث العلمية والإفتاء والدعوة والإرشاد
كتبها : الفقير إلى عفو ربه
عبدالله بن عبدالرحمن الجبرين
عضو ا

[Disalin dari brosur yang dibagikan secara cuma-cuma, tanpa no, bulan, tahun dan penerbit. Artikel dalam bahasa Arab dapat dilihat di http://www.saaid.net/mktarat/hajj/4.htm]

Kita adalah penduduk syurga. 
Kita tidak berasal dari bumi, 
tapi kita berasal dari syurga.
Maka carilah bekal 
untuk kembali ke rumah,
kembali ke kampung halaman.

Dunia bukan rumah kita, 
maka jangan cari kesenangan dunia.
Kita hanya pejalan kaki dalam perjalanan 
kembali kerumah kita.

Bukankah mereka yang sedang dalam perjalanan pulang selalu mengingat rumahnya dan mereka mencari buah tangan untuk kekasih hatinya  yang menunggu di rumah..
Lantas, apa yang kita bawa untuk penghuni rumah kita?

Rabb yang mulia
Dia hanya meminta 
amal sholeh dan keimanan, 
serta rasa rindu padaNya 
yang menanti di rumah. 

Begitu beratkah memenuhi perintahNya?
Kita tidak berasal dari bumi, 
kita adalah penduduk syurga.
Rumah kita jauh lebih Indah di sana.
Kenikmatannya tiada terlukiskan
dihuni oleh 
orang-orang yang mencintai kita. 

Ada isteri sholehah 
Ada suami Sholeh
serta tetangga dan kerabatyang menyejukkan hati.
Mereka rindu kehadiran kita, 
setiap saat menatap 
menanti kedatangan kita.

Mereka menanti khabar baik dari Malaikat Izrail.
Bila Keluarga mereka akan pulang.
Ikutilah peta (Al Qur'an) yang Allah titipkan sebagai pedoman perjalanan.
Jangan sampai salah arah dan berbelok ke rumahnya iblis Laknatullah yaitu neraka.
Kita bukan penduduk bumi, 
kita penduduk syurga. 

Bumi hanyalah perjalanan.
Kembalilah ke rumah kita...
(Semoga Allah merahmati tuan yg mencipta puisi indah in)

Amalan membaca al-Quran setiap hari merupakan rahsia Anis Amirah Zakaria boleh menguasai bahasa Arab dengan baik.

Selepas bergelar juara dalam Kejohanan Debat Bahasa Arab sempena Maal Hijrah di Universiti Islam Antarabangsa (UIA), pelajar Universiti Sains Islam Malaysia (Usim) berusia 22 tahun itu mengharumkan nama negara dalam Kejuaraan Debat Bahasa Arab Universiti Antarabangsa (IUADC) di Qatar, baru-baru ini.

Pelajar tahun tiga Sarjana Muda Syariah dan Undang-Undang itu muncul naib johan dalam kategori pendebat bukan penutur asli bahasa Arab dalam pertandingan edisi ketiga yang berlangsung di Qatar National Convention Centre pada 26 hingga 29 April lalu.

Menurutnya, bermula dengan minat mempelajari bahasa Arab di peringkat sekolah menengah memberi peluang untuknya terus menguasai bahasa itu dengan lebih mendalam.

“Mempelajari bahasa Arab ini tidak susah asalkan ada minat untuk mengetahui apa di sebalik bahasa tersebut.

“Selain itu, saya akan sentiasa meletakkan keinginan tinggi untuk mempelajari bahasa Arab serta mencabar diri untuk lebih baik dalam setiap pertandingan debat disertai," katanya anak ketiga daripada enam beradik itu.

Dalam pertandingan di Qatar, bekas pelajar Kolej Islam Sultan Alam Shah (KISAS) Klang itu berjaya mengalahkan 300 pendebat antarabangsa.

Anis Amirah berkata, dia tidak pernah menjangka akan meraih sebarang tempat dalam kejuaraan tersebut selepas melihat kehebatan pendebat negara lain terutama dari negara Arab.

“Perasaan gemuruh itu memang ada sebelum pertandingan memandangkan corak pertandingan dilihat berlainan dengan negara kita sendiri, terutama dari segi pemberian tajuk yang bakal dibahaskan.

“Itu antara cabaran terpaksa saya tempuh kerana tajuk diberi kepada pendebat hanya 20 minit sebelum pertandingan, berbeza di negara kita.

“Bagaimanapun, Alhamdulillah saya dengan dibantu rakan seperjuangan dapat memberikan persembahan terbaik," katanya kepada Sinar Harian di sini, semalam.

Kejuaraan Debat Bahasa Arab Universiti Antarabangsa selama empat itu disertai 67 pasukan membariskan pendebat daripada universiti terpilih dari negara Arab dan bukan Arab seperti Tunisia, Su-dan, Kuwait, Yaman, Morocco, Amerika Syarikat, Korea, China, German, Australia, India, Pakistan, Brunei, Malaysia, Perancis,Poland dan German.

Anis Amirah dijadualkan akan menyertai Kejohanan Debat Asean pada Ogos depan.

sumber:http://www.sinarharian.com.my
ANTARA bentuk kehebatan al-Quran adalah susunan surah dan ayatnya. ALLAH SWT dengan ilmu dan hikmah-Nya menetapkan aturan ayat dan surah, daripada awal sehingga hujung mushaf, Bagi pembaca melalui proses yang akan membawanya kepada pembentukan minda dan jiwa Qurani.

Pergaulan manusia bersama al-Quran bermula dengan Surah Al-Fatihah sebagai pembuka kitab, lantas pembuka hati sanubari kita sendiri, untuk persediaan bagi kita mengenal seluruh isi al-Quran yang seterusnya. Disusuli dengan Surah Al-Baqarah bagi menjelaskan tanggungjawab Muslimin di atas muka bumi.

Surah Ali-’Imran menjelaskan agar berlaku teguh di atas jalan yang lurus. Setelah teguh terisi keperibadian Muslim, Surah An-Nisaa’ menyeru untuk melindungi wanita dan orang yang lemah dengan prinsip keadilan. Begitulah seterusnya setiap susunan surah akan ada tujuan khusus, berkait sambung menyambung sehinggalah ditamatkan dengan Surah An-Nas (manusia), barulah ciri-ciri kemanusiaan Qurani terhasil melalui proses yang terkandung dalam 114 surah al-Quran.

Bagi memaksimumkan interaksi 114 surah yang ada, pakar tafsir dari Jordan, Sheikh Solah Abdul Fatah Al-Khalidy,  menyusun langkah dan fasa bagi bergaul dengan al-Quran. Pergaulan di sini adalah pergaulan jiwa, maka persiapan yang dilakukan adalah persiapan jiwa, bagi mencerap situasi Qurani yang sedang berlaku.

Langkah pertama, seseorang mesti memberi tumpuan terhadap suasana imani dengan menghayati keadaan imani yang akan menghantarnya kepada pemahaman dan perhatian. Seseorang seharusnya sedar dia sedang berinteraksi dengan kitab suci yang diturunkan oleh ALLAH, pemilik langit dan bumi, Tuhan yang menciptakan jiwa manusia yang satu masa nanti akan berdirinya di depan Tuhannya.

Langkah kedua, ialah dengan menumpukan perhatian ketika membaca ayat al-Quran dengan membuka diri menerima makna, hakikat, ketetapan dan isyarat daripadanya.

Langkah ketiga, menelaah tafsir ringkas untuk mengetahui latar belakang, serta tujuan ayat-ayat tertentu bagi membetulkan kefahaman, membaiki kekurangan dan menambah sisi tertentu daripada ilmuwan utama, yang tidak dapat dicapai dengan pemerhatian sendiri.

Langkah terakhir ialah dengan menelaah tafsir panjang yang bertujuan memperluas pembahasan, topik dan pembentangan pengetahuan yang pelbagai. Pendedahan yang sebegini dapat memperkaya maklumat dan bermacam-macam pengetahuan yang dikaitkan dengan pembahasan al-Quran. Untuk itu pembaca perlu membacanya dengan naluri yang kritis dan peka.

Sheikh Solah Abdul Fattah berkata, jika pembaca mencampur adukkan fasa ini dan mengacau bilaukan susunan langkah ini, pembaca akan bingung dan terhalang daripada anugerah al-Quran Al-Karim.


Pergaulan hati dengan Quran

Tidak ada jalan pintas bagi memahami kitab ALLAH, namun ada jalan terdekat yang dibukakan untuk kita. Jalan itu adalah seperti yang dikatakan Imam Hassan Al-Banna ialah 'hatimu'.

"Hatimu," kata Imam Hassan Al-Banna, kerana hati mukmin tidak syak lagi adalah sebaik tafsir bagi kitab ALLAH. Dan jalan pemahaman paling dekat; hendaknya pembaca membaca dengan penuh perhatian dan khusyuk, memohon petunjuk dan kebenaran, menumpukan pemikirannya apabila membaca. Dan di samping itu hendaklah dia mengetahui sejarah nabi, memerhatikan sebabnya turunnya wahyu, dan hubungannya dengan bahagian sejarah ini.

Dengan demikian dia akan mendapat bantuan yang besar bagi pemahaman yang sahih lagi tepat. Dan setelah itu dia membaca kitab tafsir lain, maka itu hanyalah untuk mengetahui erti suatu lafaz yang sukar baginya. Atau susunan ayat yang tidak diketahui ertinya, atau untuk menambah pengetahuan yang membantunya dalam memahami kitab ALLAH dengan benar. Jadi dengan demikian ia adalah pembantu memahami  dan pemahaman selepas itu adalah pancaran yang cahayanya menembus ke dalam lubuk hati." (Mukaddimah Tafsir Al-Quran, Imam Hassan Al-Banna)


Bersyukur dengan Quran

Pesan salah seorang pembentang Seminar Nikmatnya Menghafal Dan Bertadabbur Quran pada 14 Jun lepas, Ustaz Deden, sudah menjadi fitrah manusia yang bersih terpesona kepada sesuatu yang indah dan menyentuh hati. Al-Quran adalah firman ALLAH Yang Maha Agung, Maha Suci, Maha Indah dan Maha Besar. Jika hati manusia senang dan mudah terpaut dengan kecantikan bunga dan keindahan alam, maka akan lebih tersentuh lagi oleh keindahan al-Quran.

Ketika menerima nikmat, kita bersyukur. Ketika menerima ujian, kita bersabar. Menghafal al-Quran tidak perlu bersabar kerana ia bukannya musibah. Kita hanya perlu bersyukur. Ketika menghafal, kita sedang mengecap nikmat al-Quran. Lalu menghafal dengan syukur, kita akan melakukan pecutan demi pecutan kerana orang yang bersyukur memang akan ditambah nikmat ALLAH.

Seminar turut diserikan dengan dua pembentang utama iaitu Ustaz Bachtiar Nasir dan Dr Abdul Basit Abdul Rahman.

Maklum balas diterima daripada peserta memberangsangkan lebih-lebih lagi peserta diajar cara yang betul untuk bertadabur al-Quran.

Al-Quran adalah zikir terindah, al-Quranlah yang lebih sesuai menenangkan hati manusia. Hati yang luluh mendengar al-Quran lebih mudah untuk membacanya, mengulanginya, menghafal dan mentadaburnya tanpa bosan serta dapat mempengaruhi kualiti kehidupan.

Pesan pembentang, biarkan al-Quran mengalir secara semula jadi ke dalam diri, jangan dipaksa dan jangan terburu-buru. Kenikmatan interaksi bersama al-Quran hanya dapat diperoleh melalui cara bertadabur ayat demi ayat sehingga maknanya meresap ke dalam diri. Bahkan generasi awal sahabat, ada yang hanya membaca satu ayat dalam solat malam berulang-ulang sehingga ke subuh esoknya kerana penghayatan yang amat mendalam.

Cukuplah bersyukur kerana memiliki hati yang hidup sebagai pancaindera memahami dan menghafal al-Quran, juga mensyukuri nikmat pandangan dan pendengaran, dengan anugerah pancaindera ini, al-Quran memang 

sumber:www.sinarharian.com.my


Wudhu adalah salah satu cara mensucikan anggota tubuh dengan air. Seorang muslim diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan shalat. Berwudhu bisa pula menggunakan debu yang disebut dengan tayammum.
Air yang boleh digunakan untuk berwudhu :
Air hujan
Air sumur
Air terjun, laut atau sungai
Air dari lelehan salju atau es batu
Air dari tangki besar atau kolam
Yang mendasari Wudhu adalah :

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku dan sapulah kepalamu serta basuhlah kedua kakimu sampai mata kaki.” (Q.S. Al-Maidah : 6).

Memulai wudhu’ dengan niat.

Ibnu Taimiyah berkata: “Menurut kesepakatan para imam kaum muslimin, tempat niat itu di hati bukan lisan dalam semua masalah ibadah, baik bersuci, shalat, zakat, puasa, haji, memerdekakan budak, berjihad dan lainnya. Karena niat adalah kesengajaan dan kesungguhan dalam hati.” (Majmu’atu ar-Rasaaili al-Kubra, I/243)
Maka sah bila kita hanya mengucapkan niat hanya dalam hati saja.

Tasmiyah (membaca Bismillah)

Beliau memerintahkan membaca bismillah saat memulai wudhu’.
Beliau bersabda:
Tidak sah/sempurna wudhu’ sesorang jika tidak menyebut nama Allah, (yakni bismillah) (HR. Ibnu Majah, 339; Tirmidzi, 26; Abu Dawud, 101. Hadits ini Shahih, lihat Shahih Jami’u ash-Shaghir, no. 744).
Lafazh Bismillah disini adalah “Bismillah“, bukan “Bismillahir rohmaanir rohiim”

Mencuci kedua telapak tangan

Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencuci kedua telapak tangan saat berwudhu’ sebanyak tiga kali. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga membolehkan mengambil air dari bejana dengan telapak tangan lalu mencuci kedua telapak tangan itu. (HR. Bukhari-Muslim)

Berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung

Yaitu mengambil air sepenuh telapak tangan kanan lalu memasukkan air kedalam hidung dengan cara menghirupnya dengan sekali nafas sampai air itu masuk ke dalam hidung yang paling ujung, kemudian menyemburkannya dengan cara memencet hidung dengan tangan kiri. Beliau melakukan perbuatan ini dengan tiga kali cidukan air. (HR. Bukhari-Muslim. Abu Dawud no. 140)

Membasuh muka

Yakni mengalirkan air keseluruh bagian muka. Batas muka itu adalah dari tumbuhnya rambut di kening sampai jenggot dan dagu, dan kedua pipi hingga pinggir telinga. Sedangkan Allah memerintahkan kita:
”Dan basuhlah muka-muka kamu.” (Al-Maidah: 6)

Membasuh kedua tangan sampai siku

Menyiram air pada tangan sampai membasahi kedua siku, Allah swt berfirman:

”Dan bashlah tangan-tanganmu sampai siku” (Al-Maaidah: 6)
Rasulullah membasuh tangannya yang kanan sampai melewati sikunya, dilakukan tiga kali, dan yang kiri demikian pula, Rasulullah mengalirkan air dari sikunya (Bukhari-Muslim, HR. Daraquthni, I/15, Baihaqz, I/56)

Mengusap kepada, telinga dan sorban

Mengusap kepala, haruslah dibedakan dengan mengusap dahi atau sebagian kepala. Sebab Allah swt memerintahkan:
”Dan usaplah kepala-kepala kalian…” (Al-Maidah: 6).

Rasulullah mencontohkan tentang caranya mengusap kepala, yaitu dengan kedua telapak tangannya yang telah dibasahkan dengan air, lalu ia menjalankan kedua tangannya mulai dari bagian depan kepalanya ke belakangnya tengkuknya kemudian mengambalikan lagi ke depan kepalanya. (HSR. Bukhari, Muslim, no. 235 dan Tirmidzi no. 28 lih. Fathul Baari, I/251)

Setelah itu tanpa mengambil air baru Rasulullah langsung mengusap kedua telingannya. Dengan cara memasukkan jari telunjuk ke dalam telinga, kemudian ibu jari mengusap-usap kedua daun telinga. Karena Rasulullah bersabda: ”Dua telinga itu termasuk kepala.” (HSR. Tirmidzi, no. 37, Ibnu Majah, no. 442 dan 444, Abu Dawud no. 134 dan 135, Nasa’i no. 140)
Adapun Kerudung, jilbab bagi wanita, maka dibolehkan untuk mengusap diatasnya, karena ummu Salamah (salah satu isteri Nabi) pernah mengusap jilbabnya, hal ini disebutkan oleh Ibnu Mundzir. (Lihat al-Mughni, I/312 atau I/383-384).

Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki

Allah swt berfirman:

”Dan basuhlah kaki-kakimu hingga dua mata kaki” (Al-Maidah: 6)

Rasulullah menyuruh umatnya agar berhati-hati dalam membasuh kaki, karena kaki yang tidak sempurna cara membasuhnya akan terkena ancaman neraka, sebagaimana beliau mengistilahkannya dengan tumit-tumit neraka. Beliau memerintahkan agar membasuh kaki sampai kena mata kaki bahkan beliau mencontohkan sampai membasahi betisnya. Beliau mendahulukan kaki kanan dibasuh hingga tiga kali kemudian kaki kiri juga demikian. Saat membasuh kaki Rasulullah menggosok-gosokan jari kelingkingnya pada sela-sela jari kaki. (HSR. Bukhari; Fathul Baari, I/232 dan Muslim, I/149, 3/128)

Tertib

Semua tata cara wudhu’ tersebut dilakukan dengan tertib (berurutan) muwalat (menyegerakan dengan basuhan berikutnya) dan disunahkan tayaamun (mendahulukan yang kanan atas yang kiri) [Bukhari-Muslim]
Dalam penggunaan air hendaknya secukupnya dan tidak berlebihan, sebab Rasulullah pernah mengerjakan dengan sekali basuhan, dua kali basuhan atau tiga kali basuhan [Bukhari]

Fardhu (Rukun) Wudhu ada 6:
Niat (ketika membasuh muka)
Lafal niat wudhu adalah:
NAWAITUL WUDHUU'A LIRAF'IL HADATSIL ASHGHARI FARDHAN LILLAAHI TA'AALAA.
Artinya:
"Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil, fardhu karena Allah Ta'ala."
Membasuh muka (mulai dari tempat tumbuhnya rambut kepala bagian atas sampai bawah dagu, dan telinga kanan sampai telinga kiri).
Membasuh kedua tangan samapi siku (siku juga harus di basuh), termasuk yang di bawah kuku.
Mengusap sebagian kepala atau rambut kepala (walau hanya selebar ubun-ubun).
Membasuh kedua telapak kaki sampai mata kaki (mata kaki juga harus dibasuh).
Tertib (teratur), yakni sesuai dengan urutan di atas, tidak boleh di acak.
Note: Membasuh adalah mengalirkan air pada anggota tubuh yang di basuh. Mengusap adalah mengusapkan tangan atau sesuatu yang basah pada anggota yang diusap walaupun tanpa aliran air).

Doa setelah berwudhu yang lebih lengkap :

9- BACAAN SETELAH WUDHU
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنَ اْلمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ



KIAMAT semakin dekat! Kiamat pasti berlaku! Janji-janji Allah itu pasti. Sudah termaktub di dalam kitab suci Al- Quran mengenai Kiamat. Tanda-tanda akhir zaman makin jelas. Tanda-tanda kecil banyak melata. Tanda-tanda besar juga makin nyata. Cuma yang masih menjadi rahsia Allah adalah bila Kiamat akan berlaku. 

Dunia semakin sakit. Akhlak semakin sempit. Fitnah tegar membadai. Kerakusan manusia menjadi tunjang. Nafsu semakin bermaharajalela. Iman semakin dikesisikan. Yang benar dinafikan dan yang batil dijulang. Itulah realiti akhir zaman. Tanda-tanda Kiamat semakin rapat. 

Antara tanda akhir zaman ialah fitnah yang berleluasa. Serangan fitnah menghukum bertubi-tubi. Serangan datang dengan pelbagai cara dan strategi yang berbeza. Penindasan berlaku di mana-mana. Kerosakan makin menyenakkan. Bencana alam bertali arus. Banyak peringatan dan amaran yang Allah berikan. Namun, manusia makin alpa dan terbuai dengan yang fana. Kiamat makin dekat namun manusia semakin jauh daripada Maha Pencipta. 

Fakta sains mengenai Kiamat tidak mungkin dapat disangkal lagi. Namun kerakusan memerangkap manusia daripada mempercayai janji-janji Allah. Semua yang berlaku sudah diceritakan oleh ‘Pengarah Alam Semesta’ melalui Al-Quran dan hadis-hadis baginda Rasulullah SAW. Apakah persiapan kita? Sudah kita menyiapkan bekalan untuk menghadapi pengakhiran ini dan melalui alam yang kekal? Sikap ketidakpedulian umat Islam terhadap agenda musuh-musuh Islam merudumkan keimanan. 

Buku ini merangkum catatan mengenai Kiamat, tanda-tanda akhir zaman, permainan hero-hero syaitan yang bertujuan untuk melalaikan manusia, dan sebagainya untuk ingatan kita bersama. Semoga buku ini dapat memupuk jiwa kita untuk tampil berjihad menumpaskan segala fitnah akhir zaman ini seterusnya membentengi diri kita dengan keimanan yang ampuh. Gabungan KIFA iaitu Khalifah, Ibadah, Fana dan Abadi dalam konsep buku ini diharap dapat menerapkan keyakinan dan kekuatan kita dalam menempuh perjalanan menuju alam Akhirat yang abadi. 

“Bersegeralah kamu beramal sebelum menemui fitnah (ujian berat terhadap iman) seperti malam yang sangat gelap. Seseorang yang beriman di waktu pagi, kemudian di waktu petang dia sudah menjadi kafir atau seseorang yang masih beriman di waktu pagi, kemudian pada keesokan harinya dia sudah menjadi kafir. Dia telah menjual agamanya dengan sedikit harta benda keduniaan.” (Riwayat Muslim) 

Harga RM75.00
Tempahan 019 327 6456

Antara suasana yang membimbangkan berlaku kepada kebanyakan umat Islam pada hari ini ialah gejala meninggalkan solat Subuh dan meninggalkan solat Subuh berjamaah di Masjid. Meskipun diketahui bahawa mengerjakan solat Subuh khususnya di Masjid secara berjamaah mempunyai kelebihan yang besar di sisi Islam dalam menjana kekuatan Iman namun kini ramai yang mengabaikannya. 

Malah di kalangan mereka yang mendokong perjuangan Islam pun ramai yang kalah untuk bangun awal mengerjakan solat Subuh di Masjid.

Keadaan ini adalah berpunca dari sikap suka berjaga lewat malam samada kerana melakukan aktiviti seperti menonton televisyen, bersukan, makan-makan dan berbual kosong dalam perkara yang tiada manfaat. Inilah yang selalunya menyebabkan umat Islam berjaga hingga lewat malam hingga menyebabkan mereka terlepas keberkatan yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW di awal pagi. Jika kita lihat generasi umat Islam lampau mereka sangat mengambil berat soal tidur awal agar mereka dapat bangun lebih awal untuk melaksanakan ibadah dan seterusnya bekerja di awal pagi dengan perasaan yang segar dan sihat. Oleh kerana itulah kehidupan generasi lampau di kalangan datuk, nenek dan moyang kita sentiasa sihat dan bertenaga di siang hari. Jarang sekali kita dengar mereka ditimpa penyakit atau tekanan perasaan seperti yang berlaku pada ramai orang pada hari ini. Oleh kerana itulah Nabi SAW bersabda:اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا

Ertinya: “Ya Allah! Berkatilah ummat ku diwaktu paginya”. Hadis riwayat AhmadBagi membantu sahabat-sahabat untuk bangun awal diwaktu pagi supaya dapat bertahajjud, solat sunat dua rakaat sebelum subuh dan solat subuh berjamaah di Masjid, di sini dinukilkan beberapa kaedah yang sedikit-sebanyak dapat membantu 
Kaedah membantu diri untuk mudah bangun pagi ialah:

1) Tidur awal:Menjadi kebiasan mereka yang tidur awal akan bangun awal dan sebaliknya mereka yang tidur lewat akan bangun lewat. Oleh kerana itu adalah makruh hukumnya tidur sebelum solat Isyak dan berbual-bual kosong dan membuang masa selepasnya hingga menyebabkan tidur lewat. Namun begitu ada keadaan yang dikecualikan untuk tidur lewat sepertimana yang disebutkan oleh Imam Al-Nawawi dalam huraiannya kepada Sahih Muslim. Katanya: Sebab dimakruhkan berbual-bual selepas solat Isyak ialah yang membawa kepada berjaga malam dan dibimbangi akan menyebabkan tertidur nyenyak hingga tertinggal qiamullail atau terlepas solat Subuh pada waktunya atau waktu yang afdhalnya dan adalah makruh berbual-bual selepas solat Isyak iaitu dalam perkara-perkara yang tiada kemaslahatan, adapun sekiranya pada perkara yang ada maslahat dan kebaikan maka tidaklah makruh, seperti mempelajari ilmu, membicarakan kisah orang-orang soleh, berbual dengan tetamu, berbual dengan dengan ahli keluarga bagi mengeratkan hubungan dan menunaikan keperluan mereka, berbual dengan orang musafir bagi menjaga harta dan diri mereka, berbual dalam urusan mendamaikan antara manusia dan membantu mereka dalam perkara kebaikan, menyeru kepada kebaiakan dan mencegah kemungkaran, menunjukkan kepada kemaslahatan dan yang seumpamanya, semua itu tidaklah termasuk dalam perkara makruh”.Bagi seorang Muslim yang perihatin dia berjaga malam adalah kerana aktiviti perjuangan dan ibadah dan bukannya kerana perbuatan lagho, dan jika sekiranya dia lewat tidurpun dia tetap berusaha dan memastikan bangun awal untuk ke Masjid solat berjamaah subuh.

2) Memelihara adab tidur:Kunci kedua untuk mudah bangun di waktu subuh ialah memelihara amalan sunnah ketika tidur di waktu malam. Iaitu dengan berwudhuk, ketika di atas pembaringan duduk sambil menghimpunkan kedua-dua belah telapak tangan dan meniupkan ke atasnya selepas membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian di sapu keseluruh badan dan tidur dengan membaca doa sebelum tidur. Bagi mereka yang sukar bangun pagi, hendaklah memohon bantuan daripada ahli keluarga, kawan atau jiran bagi membantu menggerakkannya untuk bangun di awal pagi atau menyediakan jam loceng. Bagi mereka yang sudah terbiasa bangun awal di waktu subuh selalunya tidak menjadi masalah untuk bangun awal kerana secara fitrah dia akan bangun pada masanya dan tidak perlu kepada faktor luaran untuk menggerakkannya kerana seolah-olah ia sentias dibantu oleh para Malaikat untuk bangun awal.Kemudian setelah terjaga hendaklah membaca doa dan janganlah sekali-kali meneruskan tidur kerana ia akan membawa kepada terjaga lewat.

3) Memenuhkan dada dengan Iman dan ‘amal soleh:Keimanan yang kuat adalah merupakan pendorong utama bagi seseorang melakukan sesuatu yang sukar. Mengerjakan qiamullail dan solat Subuh di Masjid adalah suatu amalan yang sukar dan ia tidak dapat dilakukan kecuali oleh mereka yang benar-benar yakin kepada janji kebaikan daripada Allah Taala. Justeru bagi meningkatkan keimanan dalam dada, seseorang itu hendaklah menambahkan amalannya dengan banyak melakukan kebaikan, kerana dengannya hati seseorang itu akan menjadi suci dan bersih yang memudahkan untuk suburnya Iman. Sebaliknya hati yang kotor akan menjadi keras dan kekerasan hati adalah menjadi penghalang kepada seseorang itu untuk melakukan amal ibadah yang sukar seperti solat Subuh berjamaah di Masjid dan qiamullail. Hati boleh menjadi keras kerana dikotori oleh sifat-sifat mazmumah seperti hasad dengki, ujub dan riak atau disebabkan makan dari sumber yang tidak halal.

4) Menjauhi perbuatan maksiat:Maksiat adalah penghalang bangun solat Subuh dan mengerjakannya di Masjid. Justeru hendaklah kita sentiasa menjauhi segala maksiat. Seperti yang berpunca daripada mata iaitu melihat perkara yang haram seperti melihat aurat wanita, samada melalui televisyen ataupun internet. Juga yang berpunca dari lidah iaitu perbuatan mengata orang, mengeji, mengumpat dan menabur fitnah. Juga yang berpunca dari telinga seperti mendengar hiburan-hiburan haram dan umpatan serta fitnah. Mereka yang melakukan maksiat selalunya sukar untuk bangun solat Subuh atau ke Masjid kerana ia melemahkan naluri beramal soleh dan menghakis keyakinan kepada janji-janji kebaikan daripada Allah Taala. Mata, lidah dan telinga sepatutnya digunakan bagi melihat, membaca dan mendengar perkara kebaikan seperti al-Quran, al-Hadis, ceramah dan lain-lain.

5) Mengetahui kelebihan solat Subuh dan fadhilat mengerjakannya di MasjidHendaklah mengetahui kelebihan dan keistimewaan amalan solat subuh dan mengerjakannya di Masjid kerana dengan mengetahuinya barulah seseorang itu terdorong untuk berlumba melakukannya.

Saidina Uthman bin ‘Affan r.a meriwayatkan bahawa beliau telah mendengar Nabi SAW bersabda:مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُErtinya: Barangsiapa yang solat Isyak secara berjamaah seumpama bangun mengerjakan qiam separuh malam dan barangsiapa mengerjakan solat Subuh secra berjamaah seumpama dia solat keseluruhan malam”. Hadis riwayat Imam Muslim.Ibnu Mas ‘ud r.a meriwayatkan telah diceritakan kepada Rasulullah SAW berkenaan dengan seorang lelaki yang tidur di malam hari sehingga terlajak waktu Subuh, maka baginda SAW bersabda:ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنِهِ أَوْ أُذُنَيْهِErtinya: Lelaki tersebut telah dikencing oleh syaitan di telinganya (atau kedua telinga). Hadis riwayat Imam Al-Bukhari.

Menurut Imam Al-Qurtubi kencing syaitan adalah kencing yang hakiki dan bukan hanya simbolik. Sebab itu ada kalanya kita boleh kenal mereka yang tidak solat Subuh kerana wajahnya yang suram akibat dari kencing syaitan, berbeza dengan merek yang bangun solat Subuh di awal pagi.Kebesaran dan keagungan solat Subuh berjamaah di Masjid hendaklah dimasukkan ke dalam hati kerana ia akan menangkis bisikan syaitan yang selalu membisikkan rasa ringan meninggalkannya. Bagi para ulama dan ustaz pula hendaklah menanamkan rasa malu dan bersalah yang amat sangat jika tidak hadir solat Subuh berjamaah kerana dia adalah contoh ikutan orang awam.

6) Mengetahui kesan meninggalkan solat subuh @ solat berjamaah subuh.Antara punca jiwa menjadi lemah dan hilangnya banyak daripada kelebihan agama dan dunia ialah bangun lewat dan meninggalkan fardhu subuh. Oleh kerana itulah syaitan sentiasa cuba menghalang orang yang beriman untuk mendapatkan kelebihan di waktu subuh dengan menghalangnya daripada bangun tidur. Nabi SAW bersabda: ((Syaitan mengikat/membelenggu tengkuk di kalangan kamu yang tidur dengan tiga ikatan. Dia memukul di atas ketiga-tiga ikatan (sambil berkata) : Malam masih panjang, teruskan tidur! Jika dia bangun lalu berzikir menyebut nama Allah Taala maka terungkailah satu iakatan, jika dia berwudhuk terungkailah ikatan berikutnya dan jika dia solat maka terungkailah semua ikatan. Maka pagi itu dia akan cergas dan baik jiwanya, jika tidak dia akan berpagi dalam keadaan jelek dan malas)). HR Al-Bukhari.Waktu selepas solat Subuh adalah waktu yang penuh dengan kebaikan dan keberkatan, justeru Nabi SAW memelihara waktu tersebut iaitu memenuhkannya dengan zikir dan baginda selalunya selepas subuh terus duduk sambil berzikir sehinggalah terbit matahari, dan kemudian baginda solat dua rakaat Dhuha .Amalan ini menjadi ikutan para ulama salafussoleh, antaranya ialah Imam Ibnu Taimiyyah yang turut melakukan amalan duduk berzikir selepas solat Subuh sehingga terbit matahari sepertimana yang dikhabarkan oleh muridnya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah .Waktu selepas solat Subuh adalah saat banyaknya kebaikan dan keberkatan, kerana itulah Nabi SAW berdoa:((اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِيْ فِيْ بُكُوْرِهَا))Maksudnya: Ya Allah berkatilah ummatku di waktu pagi! HR Al-Tirmizi .Oleh sebab itu kita lihat mereka yang berjaya dalam urusan dunia mereka seperti berniaga, menternak atau bertani memulakan kerja mereka di awal pagi kerana rezki terbuka luas di waktu tersebut. Begitulah juga dalam urusan akhirat waktu pagi adalah saat yang paling baik menambahkan amal ibadah. Oleh itu mereka yang mengsia-siakan waktu tersebut dengan tidur atau berehat-rehat sahaja sebenarnya telah mendapat kerugian dalam hidup mereka .Di samping kelebihan dalam kerja dan ibadah, mereka yang bangun awal juga mendapat kebaikan dari sudut kesihatan kerana udara yang dihirup di waktu subuh adalah udara yang segar dan akan hilang kesegarannya apabila terbitnya matahari. Kesegaran udara di waktu pagi ini akan mencerdaskan otak, mendamaikan jiwa dan mencergasan fizikal .7) Menjauhi sifat-sifat munafiq.Kehadiran diri ke Masjid di waktu subuh adalah merupakan bukti kekuatan iman seseorang Muslim dan bebasnya diri dari sifat munafiq kerana ia adalah waktu paling sukar untuk melaksanakan ketaatan. Rasulullah SAW bersabda:
 ((إِنَّ أَثْقَلَ الصَّلَاةَ عَلَى المـُـنَافِقِيْنَ صَلَاةُالعِشَاءِ وَالفَجْرِ، وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِيْهِمَا لَأَتَوهُمَا وَلَوْ حَبْوًا))Maksudnya: (( Sesungguhnya solat yang paling berat bagi mereka yang munafik ialah solat Isyak dan solat Subuh, kalaulah mereka tahu kelebihan kedua-duanya nescaya mereka akan datang melaksanakannya meskipun dalam keadaan merangkak)) HR Al-Bukhari dan Muslim .Abdullah bin Mas ‘ud r.a berkata: “Engkau telah melihat kami dan tidak meninggalkannya (solat Subuh) melainkan munafiq yang dimaklumi sifat nifaqnya”. Riwayat Muslim, Abu Daud, Al-Nasai dan Ibnu Majah.Ibnu Umar r.a pula berkata: “Apabila kami dapati ada lelaki yang tidak hadir solat (di Masjid) pada waktu fajar (Subuh) dan Isyak kami akan berburuk sangka terhadapnya”. Riwayat Al-Bazzar, Al-Tobrani dan Ibnu Khuzaimah .Oleh itu jika anda mahu mengukur secara zahir iman seseorang maka ia boleh diukur dengan keadaan solat Subuhnya. Jika dia seorang yang sangat memelihara solat Subuh dan melaksanakannya secara berjamaah di Masjid maka ia menjadi bukti kepada kekuatan imannya. Namun jika sebaliknya, dia sangat malas berjamaah di Masjid waktu subuh maka itu adalah petanda imannya yang bermasalah serta kekerasan hatinya. Ia juga menunjukkan ketundukannya kepada hawa nafsu dan kekalahannya kepada bisikan syaitan. 

Seseorang yang mampu bangun untuk pergi berjamaah di waktu Subuh adalah bukti kekuatan iman seseorang kerana dia telah menang dalam peperangan dengan hawa nafsu dan hasutan syaitan supaya terus tidur.

Bagi mereka yang terus tidur, apakah mereka berasa lebih seronok diulit mimpi di atas katil sedangkan ahli jamaah yang lain sedang beribadah dan mendengar bacaan Al-Quran di dalam solat di Masjid. Adalah menjadi satu kerugian yang besar bagi mereka yang tidak merasakan apa-apa kekurangan pada diri mereka sedangkan mereka terus jauh dari rahmat Allah Taala di waktu pagi.

Dosa orang yang meninggalkan solat Subuh Solat Subuh : satu kali meninggalkan akan dimasukkan ke dalam neraka selama 30 tahun yang sama dengan 60.000 tahun di dunia.

Masihkah kita sebagai umat Islam mahu meninggalkan Solat? "...Saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran"(QS. 103: 3)

Ada seorang yang membaca Al-Qur'an...

Tetapi dia tidak dapat menghafalnya walaupun sedikit. 

Maka, anaknya yang kecil bertanya: "Apa faedah baca Al-Qur'an tanpa menghafalnya sedikitpun?!"

Jawab ayah: "Aku akan beritahu kepadamu sebentar lagi apabila kau penuhkan bakul jerami ini dengan air laut bawa kepadaku."

Kata anak: "Mustahil ia penuh."

Jawab ayah: "Cubalah dulu."

Bakul jerami itu digunakan untuk memindahkan arang. Maka budak itu mengambilnya dan menuju ke laut, lalu cuba memenuhkannya dan terus pergi kepada ayahnya dengan cepat.

Tetapi, airnya telah kering lalu ia berkata kepada ayahnya: "Tidak ada faedah saya mengisinya."

Ayahnya menjawab: "Cuba lagi kali kedua!"

Maka budak itu melakukannya, tetapi masih tidak berjaya untuk membawa air kepada ayahnya. Dia mencuba lagi kali ketiga, keempat dan kelima tetapi tiada faedah kerana air tidak dapat dipenuhkan.

Budak itu berasa sangat letih dan berkata kepada ayahnya: "Tidak mungkin saya dapat memenuhkan bakul jerami ini dengan air."

Kata ayah kepada anaknya: "Adakah engkau lihat sesuatu yang berlaku kepada bakul jerami?"

Budak itu terkejut dan menjawab: "Ya ayah. Asalnya bakul jerami itu kotor dengan bekas-bekas arang, sekarang telah bersih sepenuhnya."

Maka, berkata sang ayah kepada anaknya: "Ini adalah sempurna apa yang dilakukan Al-Qur'an kepadamu. Dunia dan segala amalannya telah memenuhi hatimu dengan segala kekotorannya, dan Al-Qur'an seperti air laut yang membersihkan hatimu walaupun engkau tidak menghafal sedikitpun ayatnya..."

Sucikan hatimu, dengan berzikir dan mengingati Allah...

Teks asalnya:

كان هناك رجل يقرأ القرآن ولكن لا يحفظ منه شيئا.
فسأله ابنه الصغير ما الفائدة من قرائتك دون ان تحفظ منه شيئا ؟!
فقال سأخبرك لاحقا اذا ملأت سلة القش هذه ماءً من البحر
فقال الولد مستحيل ان املأها فقال له جرب ،
كانت السلة تستخدم لنقل الفحم ، فأخذها الصبي واتجه الى البحر وحاول ملئها واتجه بسرعة الى ابيه
ولكن الماء تسرب منها فقال لأبيه لا فائدة فقال الاب جرب ثانية!
ففعل فلم ينجح باحضار الماء وجرب ثالثة ورابعة وخامسة دون جدوى
فاعتراه التعب وقال لأبيه لايمكن ان نملأها بالماء!
فقال الاب لابنه الم تلاحظ شيئا على السلة؟!
هنا تنبه الصبي فقال نعم يا ابي كانت متسخة من بقايا الفحم والان نظيفة تماما
فقال الاب لابنه وهذا تماما ما يفعله القرآن بقلبك
فالدنيا واعمالها قد تملأ قلبك باوساخها والقرآن كماء البحر
يجلي صدرك حتى لو لم تحفظ منه شيئا !
طابت حياتكم ... بذكر الله

Biografi al Imam Abdullah bin Alwi al Haddad

Gambar Kredit : Al Fanshuri

Nama, nasab dan kelahirannya:

Beliau adalah Abdullah bin Alwi bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Ahmad[1] bin Abu Bakar bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad Al-Faqih bin Abdurrahman bin Alwi[2] bin Muhammad[3], bin Ali[4] bin Alwi bin Muhammad bin Alwi[5] bin Ubaidillah bin Ahmad[6] bin isa[7] bin Muhammad[8] bin Ali[9] bin Jaafar Al-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainul Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib dan juga putra Fathimah binti Rasulillah Muhammad .

Gambar Kredit: Haidariya

Dilahirkan pada hari Isnin 5 Safar 1044H di Subair (sebuah perkampungan di pinggir bandar Tarim – Hadramaut). Di masa kecilnya beliau dijangkiti penyakit campak, lalu beliau buta kerananya. Akan tetapi ALLAH  telah menggantikan untuknya cahaya pada hatinya untuk melihat, serta kebersihan jiwanya.

Latar Belakang Pendidikan


Gambar Kredit: Al Aman


Imam Al-Haddad tumbuh dalam penjagaan kedua ibubapanya, iaitu Habib Alwi bin Muhammad AlHaddad, seorang yang soleh lagi dikenali dengan ketaqwaanya. Ibunya yang bernama Syarifah Salma binti Idrus bin Ahmad Al Habshee, seorang wanita solehah.
Imam Al-Haddad membesar dalam lingkungan keluarga yang baik, dimasa kecilnya beliau menyibukkan diri untuk menghafal Al-Qur’an, dan bermujahadah untuk mencari ilmu, sehingga berjaya mendahului rakan-rakannya. Bahkan dengan kegigihannya dalam mencari ilmu, beliau berjaya mendahului sebahagian guru-guru beliau, sehingga sebahagian daripada mereka menjadi murid setelah sebelumnya menjadi guru.
Salah seorang daripada mereka adalah Sheikh Bajubair, dimana imam Al Haddad telah berguru kepada Sheikh Bajubair dalam ilmu Fiqh, dan telah belajar kitab Al Minhaj (kitab Fiqh madzham Imam Syafi’i). Sheikh Bajubair merantau ke negeri India, setelah beberapa lama berada disana, lalu kemudian beliau kembali ke Hadramaut dan belajar kepada Imam Al-Haddad kitab Ihya’ululmuddin. Hal ini menunjukkan akan keluasan ilmu Imam Al-Haddad yang di berikan Oleh Allah  kepadanya sesuai dengan firmanNya:

وَعَلَّمْنَاهُ مِن لَّدُنَّا عِلْماً الكهف: ٦٥

Dan Kami telah ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami

وَاتَّقُواْ اللّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللّهُ البقرة: ٢٨٢

Dan takutlah kepada Allah, dan Allah mengajarkanmu

Ahli keluarga Imam Al Haddad


Gambar Kredit : Ted Chang

Ayah beliau bernama Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad, seorang yang soleh yang tergolong dalam golongan Al’Arifin. Imam Al-Haddad sendiri pernah berkata: “sesungguhnya ayahku ini suci dan mensucikan”. Sakit menimpa ayahanda Imam Al-Haddad sehingga beliau wafat pada malam Isnin awal bulan rajab setelah mengucap kalimah لا إله إلا الله .
Setelah 5 hari ayahanda Imam Al-Haddad meninggal dunia, ibu beliau Syarifah Salma sakit selama lebih kurang 20 hari, lalu kemudian meninggal dunia setelah mengucap syahadah pada hari Rabu 24 Rajab 1072 H, bertepatan pada waktu Dhuha.
Berkata Imam Al-Haddad : “Aku memuji dan bersyukur kepada ALLAH , oleh kerana mereka berdua (yakni kedua ibu bapanya) meninggal dunia dalam keadaan yang diredhai, di zaman yang penuh dengan fitnah, sementara mereka berdua telah wafat dalam keadaan yang baik dan memberikan berita gembira, iaitu keselamatan”.
Imam Al-Haddad mempunyai 3 orang saudara, mereka adalah: Omar, Ali, dan Hamid. Beliau kerap menulis surat kepada mereka yang dipenuhi dengan nasihat-nasihat dan pengajaran-pengajaran. Akan tetapi, surat-menyurat beliau kepada Hamid (saudaranya) lebih kerap, hal ini mungkin di sebabkan oleh kerana jauhnya jarak antara mereka berdua, oleh kerana beliau (Habib Hamid) tinggal di India dan meninggal dunia di sana pada 1107H. Dari isi kandungan surat-surat itu tampak satu pertalian hubungan persaudaraan yang menggambarkan akan kesungguhan kasih sayang dan kecintaan di antara mereka.
Imam Al-Haddad mempunyai 6 orang anak lelaki, mereka adalah: Hasan, Alwi, Muhammad, Salim, Husain, dan Zain.
Beliau seorang ayah yang penyayang terhadap anak-anaknya, beliau memberikan gelaran-gelaran terhadap mereka. Seperti gelaran Ameer (pemimpin) untuk Husain, Sholeh (orang yang banyak amal ibadahnya) untuk Alwi, Hakim (sifat bijaksana) untuk Hasan, dan sheikh (guru besar) untuk zain. Berkata imam Al-Haddad tentang anaknya Muhammad:
“sesungguhnya anakku Muhammad telah mendapat derajat wilayah yang sempurna”.
Sehingga dengan demikian beliau dipilih untuk menggantikan ayahandanya di dalam pehubungan antara kabilah-kabilah untuk mendamaikan antara puak-puak yang berselisih. Contohnya beliau berjaya memadamkan api peperangan antara 2 kabilah yang berselisih, dengan menikah dengan kabilah Aal Bakatsir ( keluarga Bakatsir) demi mempererat hubungan antara kabilah-kabilah yang bersenjata. Beliau meninggal dunia di Dzamar.

Gambar Kredit : flickrhivemind.net
Adapun Hasan dan Alwi dikenali dengan keilmuannya, dan mereka menggantikan kedudukan ayahanda mereka dalam tugasan mengajar ilmu-ilmu, dan memberi makan fakir miskin, menerima tetamu-tetamu asing ataupun tetamu-tetamu khas yang datang dari luar. Imam Al-Haddad pernah berdoa untuk anaknya Hasan: “Hasan (ertinya yang baik. Pent.) semoga ALLAH membaikkan di belakangmu”. Dengan doa itu beliau mempunyai dzuriat yang baik dan banyak dari kalangan ulama. Beliau (Hasan) meninggal dunia di Tarim pada tahun 1188H, adapaun Alwi meninggal dunia di Mekkah setelah menunaikan ibadah haji, dan di kebumikan berhampiran dengan kubur Siti Khadijah R.A pada tahun 1153H.
Zain telah berhijrah ke Iraq setelah ayahandanya meninggal dunia, beliau sangat dihormati di negeri itu di sebabkan oleh kerana pengaruh ayahandanya yang begitu luas sehingga ke negeri Iraq. Beliau meninggal dunia di negeri Oman bertepatan dengan perkampungan Sheer, pada tahun 1157H.
Adapun Salim, beliau menetap di negeri Misyqash dan mempunyai dzuriat di sana, lalu kemudian kembali ke kampung halamannya Tarim dan meninggal dunia di sana pada tahun 1165 H. Sementara Husain, sakit menimpa beliau, lalu beliau meninggal dunia kerana sakit.
. .Dzuriyat Imam Al-Haddad tersebar di serata dunia, baik di Hadramaut (tanah airnya) ataupun di negara lain, seperti Saudi Arabiya, Negara-negara teluk, Malaysia, Indonesia, Singapura, India, dll. Sebagaimana dikatakan bahawa : ALLAH  telah memberi keberkatan kepada Imam Al-Haddad melalui anak muridnya, anak keturunannya dan kitab-kitabnya.
Semoga ALLAH  mengekalkan dan memelihara keberkatan ini pada kitab-kitab dan keturunannya, serta memelihara mereka untuk berjalan mengikut datuk mereka, dan menjadikan mereka sebaik-baik penerus kepada pendahulu mereka. Berkata Imam Al-Haddad:
“Kami akan berjalan di atas landasan dan garisan nabi Muhammad , dan landasan para salaf (pendahulu kami) sedaya upaya kami. Sungguh yang ternampak dari kami adalah penyebaran ilmu, bukan untuk menampakkan perkara yang lain”.
Firman Allah:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ

وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

الطور: ٢١

Orang-orang yang beriman dan di ikuti oleh anak cucunya ( keturunannya) dengan keiamanan, Kami perhubungkan ( kumpulkan) kepada mereka anak cucunya itu, dan tidaklah kami kurangkan pahala amalan mereka sedikitpun, setiap manusia tergadai ( terikat) oleh usahanya masing-masing.

Guru-guru Imam Al Haddad



Telah dicatitkan bahawa, jumlah bilangan guru-guru Imam Al-Haddad melebihi 140 guru, beliau telah mengambil ilmu dan bertalaqi daripada mereka. Terutama sekali adalah: Habib Abdurrahman bin Shkeikh Maula ‘Aidid, Habib Omar bin Abdurrahman Al-‘Attas, Habib Sahl bin Muhammad Ba Hasan, Habib Aqil bin Abdurrahman bin Aqil Al-Seggaf, dan juga Habib Muhammad bin Alwi Al-Seggaf ( yg tinggal di Mekkah) dll.

Murid-murid Imam Al Haddad



Murid-murid utama Imam Al Haddad adalah terdiri dari ahli keluarganya sendiri, terutama anak-anak beliau. Adapun dari selain ahli keluarga beliau mereka adalah: Habib Ahmad bin Zain Al Habshi, Habib Muhammad bin Zain bin Semait, Habib Omar bin Zain bin Semait, Habib Omar bin Abdurrahman Al Baar, Habib Abdurrahman bin Andullah Ba Al-Faqih, Habib Muhammad bin Omar bin Taha Al-Seggaf, dll.

Al-Hawi yang di berkati

Al-Hawi adalah sebuah kawasan yang berjiran dengan bandar Tarim, Imam Al Haddad menetap disana ( Al-Hawi) pada tahun 1099H. Syed Muhammad bin Ahmad Al-Syathiri –Sejarawan dari hadramaut- berkata : ”sesungguhnya Habib Abdullah Al-Haddad mendirikan Al-Hawi semata-mata untuk mempunyai tapak yang berdiri sendiri untuknya dan ahli keluarganya serta para pengikutnya, dan tidak tertakluk kepada pentadbiran Qadi Tarim pada masa itu. Ia merupakan tempat yang strategi untuk mendapatkan segala yang baik daripada Tarim, dan kawasan yang terlindung dari segala fitnah dan kejahatan dari tempat itu. Dengan demikian Al-Hawi menjadi kawasan yang selamat lagi dihormati.
Imam Al-Haddad membangun rumahnya di Al-Hawi pada tahun 1074H, lalu berpindah pada tahun 1099H. Beliau membangun masjidnya berhampiran dengan rumahnya, dan mengajar di sana selepas solat asar setiap hari, dan pagi hari kamis dan isnin, serta Hadrah pada setiap malam Jum’at selepas solat Isya’. Maka dengan pelbagai aktiviti, Al-Hawi menjadi tumpuan kepada para ulama’, dan orang-orang soleh, serta tempat perlindungan bagi kaum fakir miskin, dan merupakan zone selamat, aman, dan tenteram.

Haji dan Ziarahnya


Gambar Hiasan: Mekah pada satu masa dahulu. Gambar Kredit : Love Madina
Pada tahun 1079H, Imam Al-Haddad telah berangkat untuk menunaikan ibadah haji. Setelah sampai di Mekkah, ramai penduduk Mekkah yang menyambut kedatangan Imam Al-Haddad, dan beliau tinggal di rumah Sheikh Husain Ba Fadal, beliaulah yang melayan sendiri kepada Imam al Al-Haddad. Imam Al-Haddad menceritakan keberadaannya dirumah sheikh Husain Ba Fadal, beliau berkata:
“Sesungguhnya Sheikh Husain berkata: Aku mempunyai dua lautan di mana aku mengambil dari keduanya, yang pertama adalah lautan zahir, iaitu Sheikh Ahmad Al-Qusyasyi, yang kedua : lautan batin, iaitu Syed Muhammad bin Alwi Al-Seggaf. Dan ALLAH  telah mengumpulkan kedua lautan itu padamu untukku”.


Gambar Hiasan : Wukuf di arafah pada zaman dahulu . Gambar Kredit: Seri Kepayang
Pada tahun itu, wuquf di Arafah jatuh pada hari Jum’at, ramai penduduk Mekkah pada ketika itu yang datang kepadanya.
Ketika beliau sedang duduk di sebelah Hijir Isma’il beliau didatangi oleh Syarif Barakaat bin Muhammad, lalu meminta doa kepadanya agar permintaanya di kabulkan oleh Allah (tanpa memberitahu apakah hajatnya itu), maka Imam Al Haddad mendoakan untuknya. Ketika Syarif Barakaat pergi, Imam Al-Haddad bertanya : siapakah dia itu? Beliau diberitahu kalau dia adalah salah seorang besar di Mekkah. Lalu Imam Al-Haddad berkata: dia meminta untuk menjadi raja di Mekkah, dan ALLAH telah mengabulkan permintaanya. Syarif Barakaat di lantik menjadi pemimpin di Hijaz pada tahun 1082H.


Gambar Hiasan: Madinah AL Munawwarah pada satu masa dahulu. Gambar Kredit: 123Muslim

Pada hari Jum’at 1 Muharram 1080H, bertepatan dengan masuknya waktu solat fajar, Imam Al-Haddad telah di pelawa untuk menjadi Imam pada solat subuh di masjidil haram di Mekkah. Beliau membaca surah Al-Sajadah dan surat Al-Insan.
Imam Al-Haddad melangsungkan perjalanannya menuju kota Madinah Al Munawwarah. Telah diceritakan bahawa, beliau tidak tidur dalam perjalanan beliau menuju kota Madinah kecuali sedikit sekali, di sebabkan kerinduan yang mendalam di dalam hatinya. Beliau mengungkapkan akan kerinduannya itu dalam syairnya:

يَلذّ لَناَ أنْ لاَ يلذّ لنا الكَرَى # لمّا خَالطَ الأرْوَاحَ مِنْ خَالِص الْحُبِّ
Sungguh kami merasakan kenikmatan dimana kami tidak meraza nikmat dengan tidur, Ketika kemurnian cinta telah menyatu dengan ruh
Ketika beliau menghampiri kota Madinah, beliau dapat mencium bau wangi serta merasakan adanya cahaya yang bersinar. Beliau mengungkapkan dalam syairnya:
فلما بلغـنا طيـبة وربـوعهـا # شممنا شذى يزري بعرف العنابر
وأشرقت الأنوار من كل جانـب # ولاح السنا من خير كل المقابر
مع الفجر وصلنا وافينا المدينة طاب من # صباح علينا بالسعادة سافر
Ketika kami sampai di Thaibah (Madinah), kami mencium bau sangat wangi, mengalahkan wangian-wangian anbar
Cahaya menyinari segala penjuru, cahaya itu bersinar melalui kubur sebaik-baik manusia
Bersamaan dengan waktu fajar, kami sampai ke Madinah, sungguh indah pagi itu bagi kami dengan kebahagiaan
Beliau tinggal di rumah Syed Omar Ameen Al-Mahdali.

Buku-buku Imam Al Haddad


Gambar Kredit: JohoBaru
Keistimewaan karya-karya Imam Al-Haddad adalah mudah difahami oleh semua kalangan, mengikut kefahaman masing-masing. Sehingga buku-buku beliau telah dicetak beberapa kali dan sudah diterjemahkan kepada beberapa bahasa. Di antara karangan-karangan beliau adalah:
1. 10 رسالة المذاكرة
2. آداب سلوك المريد
3. اتحاف السائل بأجوبة المسائل
4. النصائح الدينية والوصايا الإيماني11
5. رسالة المعاونة والمظاهرة والمؤازرة12
6. سبيل الادكار والاعتبار بما يمرّ بالإنسان من الأعمار
7. الدعوةالتامة والتذكرة العامة
8. الفصول العلمية والأصول الحكمية
9. النفائس العلوية في المسائل الصوفية
10. الحكم 13
11.المكاتبات 14
12.تثبيت الفؤاد بذكر مجالس القطب عبد الله الحداد
13. الدر المنظوم لذوي العقول والفهوم

Kata-kata Hikmah Imam Al Haddad


Gambar Kredit: Windows2Universe
  1. Orang yang tidur boleh di kejutkan, orang yang lalai boleh di ingatkan, barang siapa yang tiada bermanfaat untuknya bila dikejutkan atau diingatkan maka sesungguhnya dia itu adalah orang mati dan kamu tidak dapat memperdengarkan kepada orang yang sudah berada dalam kubur.
  2. Kami tiada mendapati segala kebaikan melainkan berada dalam ilmu, kalau bukan kerana ilmu maka seorang hamba tidak kenal akan Tuhannya, dan tidak tahu bagaimana menyembah kepadaNYA.
  3. Ketaatan yang shohih akan terpelihara dengan memelihara 3 dasar:
    1. Cinta kepada Tuhan, iaitu dengan bertafakkur akan tanda-tanda kebesaran ALLAH, dan nikmat yang telah diberikan, serta membiasakan diri dalam berdzikir.
    2. Meninggalkan semua yang menyibukkan dari mengingati ALLAH. Yang demikian itu dapat dicapai dengan meninggalkan segala dosa dan bercampur dengan manusia kecuali sebatas keperluan sahaja, iaitu apa-apa yang bila dilakukan akan mendatangkan pahala, dan bila di tinggalkan akan mendatangkan dosa.
    3. Melazimkan diri berada di dalam apa-apa yang dapat mendekatkan diri kepadaNYA. Kesempurnaanya adalah meninggalkan segala yang haram, melakukan segala yang wajib, memperbanyak amalan yang sunnah.

Akhlak dan Budi Pekertinya

Imam Al-Haddad mempunyai akhlak dan budi pekerti yang luhur sebagaimana perkara itu menjadi pujian kepada Rasulullah . Firman Allah  :
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
القلم: ٤
Dan sesungguhnya engkau ( Muhammad) mempunyai akhlakyang mulia.
Beliau suka memberi maaf kepada sesiapa yang bersalah, suka menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah kemungkaran, sebagai tanda meneladani penghulu seluruh manusia Rasulullah  yang telah bersabda:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن
كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
الأحزاب: ٢١
Sesungguhnya pada rasulullah ( Muhammad ) ada ikutan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang yang mengharapkan ( pahala) Allah dan hari kemudian, serta dia banyak mengingati Allah.
Imam Al-Syili berkata (dalam kitab Al-Masyra’ Al-Rawiy) : Beliau (Imam Al-Haddad) mempunyai sifat lemah-lembut, pemaaf, membalas dengan kebaikan, tidak besifat pendendam, dan bersifat bersih hati kepada orang yang bersikap kasar kepadanya. Dengan demikian beliau menjadi contoh yang baik dalam perkataan dan perbuatannya, dan teladan yang agung dalam akhlak dan budi pekerti Rasulullah . Beliau mempunyai semangat yang tinggi keazaman yang kuat dalam berpegang teguh kepada agama. Beliau seorang yang bersifat pemurah, ringan dalam memberi, sangat menghormati tetamu. Beliau berkata:
“Sesungguhnya aku ingin berada dalam segala keadaan dimana tiada dalam perasaanku hasad dan dengki kepada seorangpun”.
Beliau seorang yang bersifat zuhud, dan tidak mengharapkan pemberian dari sesiapapun. Sesorang datang kepada Rasulullah , lalu berkata: Ya Rasulullah! Tunjukkan kepadaku satu amalan yang bila aku lakukan, aku di cintai Allah dan di cintai manusia, Rasulullah  bersabda:
اِزْهَدْ فيِ الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ وَازْهَدْ فِيْمَا فيِ أيْدِي النَّاسِ يُحِبُّوْكَ
Hidup dalam keadaan zuhud akan dunia, maka Allah sayang kepadamu, dan hidup dalam keadaan zuhud akan apa yang di miliki oleh manusia, maka manusia akan sayang kepadamu. ( ibnu Majah)
Imam Al-Haddad berkata: “Tiga perkara anugerah dari ALLAH  untuk kami: sedikit dalam kecederungan kepada dunia, sedikit dalam kepedulian kepadanya, dan sedikit dalam ketergantungan kepada manusia”.
Beliau juga berkata: “Harta kami dan apa yang kami miliki adalah untuk kami berikan kepada fakir miskin dan orang-yang memerlukan bantuan”.
Beliau seorang penyabar, mampu menahan marah, tidak mendendam, pemaaf akan kesalahan orang lain. Beliau berkata: “Adapun kesalahan-kesalahan keatas hak-hak kami kami sudah memaafkan, akan tetapi dosa-dosa keatas hak-hak ALLAH  maka kami tak dapat membiarkannya”.
Beliau juga pernah berkata: “Kami mendengar bahawa ada orang-orang yang makan makanan kami, akan tetapi mereka memaki kami di belakang, kami tidak tersentuh sedikitpun, dan kami tidak marah akan sikap mereka itu, bahkan kami mendoakan mereka .

Gambar Hiasan: The Yemeni ornamental knife – “Jambiya”. Gambar Kredit: Dominic Sansoni

Beliau juga seorang penyantun kepada sesiapa yang tidak sopan kepaanya. Satu hari seorang ayah memberikan kepada anaknya sebilah pisau, lalu berkata: Bawalah pisau ini kepada Al-Haddad (tukang besi), dan katakan kepadanya: ayahku berpesan untuk kamu menajamkan pisau ini. Anak itu tidak mengetahui akan Al-Haddad (tukang besi) itu, yang dia tahu adalah Imam Abdullah yang bergelar Al-Haddad, maka anak itu datang membawa sebilah pisau kepada Imam Al-Haddad, sementara beliau sedang berada dalam majlis, lalu anak itu berkata: ayahku berpesan agar kamu menajamkan pisau ini. Maka Imam Al Haddad mengambil pisau itu, seraya berkata: datanglah kamu esok hari, kamu akan dapati pisau ini sudah diasah dan tajam. Anak itu pun pergi, dan Imam Al-haddad menyuruh salah seorang untuk membawa pisau itu kepada Al-haddad (tukang besi) untuk menajankannya. Oleh kerana yang demikian beliau di kenali sebagai Haddadul Quluub (penajam hati).

Ibadahnya


Sejarah menyebutkan bahawa Imam Al-Haddad tidak tidur di waktu malam untuk beribadah kecuali sedikit sahaja. Yang demikian itu adalah untuk meneladani amalan Rasulullah  yang di perintahkan oleh ALLAH untuk tidak tidur di waktu malam kecuali sedikit sahaja. Firman ALLAH  :

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمُزَّمِّلُ قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلاً۬

المزمل: ١ – ٢

Wahai orang yang berselimut ! bangunlah ( untuk solat) pada malam hari kecuali sedikit sahaja.
ALLAH juga telah memuji mereka yang menghidupkan malam dengan ibadah kepadaNya. Firman ALLAH  :

كَانُواْ قَلِيلاً۬ مِّنَ ٱلَّيۡلِ مَا يَہۡجَعُونَ
الذّاریَات : ١٧

Adalah mereka itu sedikit tidur pada malam hari. Dan ketika waktu sahur mereka meminta ampun.
Imam Al-Haddad berkata: “Kami telah melaksanakan segala sunnah Nabi , dan tiada satu sunnah yang kami tinggalkan”. Sebagai membenarkan akan ucapannya itu, beliau – pada akhir umurnya- memanjangkan rambutnya sehingga bahunya, kerana rambut Rasulullah  adalah demikian.

Kewafatannya


Masjid Imam Al Haddad
Masjid Imam Al Haddad
Imam Al-Haddad meninggal dunia pada hari selasa 7 Dzul qi’dah 1132 H. putranya yang bernama Hasan yang merawat beliau ketika sakit. Habib Hasan menceritakan bahawa: Sesungguhnya Imam Al-Haddad dalam sakitnya banyak mengulangi hadis yang terakhir dalam Shahih Al-Bukhari, yaitu:
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ
ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
Dua kalimat ringan dilisan, berat di timbangan, di senangi oleh Yang maha Pengasih:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
Beliau meninggal dunia pada 1/3 malam yang pertama, tak seorang pun yang mengetahui berita kewafatannya kecuali di waktu pagi. Keadaan menjadi sangat memilukan ramai pengikutnya. Berduyun-duyun manusia datang untuk menghadiri pengebumiannya.
Habib Hasan – putranya- dan Habib Omar bin Hamid adalah orang yang menangani pemandiannya. Solat jenazah diimamkan oleh Habib Alwi – putranya- , dan di hadiri oleh lebih kurang dua puluh ribu (20,000) orang. Beliau di kebumikan bersamaan dengan terbenamnya matahari, oleh kerana terlalu ramai manusia yang mengahdiri jenazahnya.
Semoga ALLAH  mencucuri rahmatNYA ke atas Imam Al-Haddad, mengangkat derajatnya, memberikan keberkatan akan peninggalan-peninggalannya. Amein.

Pujian-pujian Ulama’ kepada Imam Al Haddad



Gambar Kredit : Ted Chang

Ramai ulama’-ulama’ yang memuji kepada imam Al-Haddad kerana kedudukannya, baik para ulama’ yang hidup di era beliau atau setelahnya.
Diantara pujian ulama’ di zaman Imam Al-Haddad adalah Salah seoarang guru beliau, yaitu Habib Abdurrahman bin Sheikh Maula ‘Aidid berkata bila menyambut kedatangan Imam Al-Haddad:
“ مرحبا بسيّد الجماعة” (Selamat datang wahai penghulu kepada sekalian jema’ah). Terkadang menyebut: “ شيخ القبيلة” (Ketua kabilah atau kepala suku), sebagai satu sebutan yang mengandungi penghormatan serta pujian.
Habib Omar bin Abdurrahman Al-Attas berkata: “Seorang Syed Abdullah Al-Haddad adalah merupakan satu Ummah”.
Di riwayatkan bahawa Mufti negeri Syam di zaman Imam Al-Haddad berkata: “Tiada diatas muka bumi di zaman ini yang lebih ‘alim daripada Abdullah Al-Haddad”.
Murid terulung Imam Al-Haddad yaitu Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi berkata: “Sesungguhnya Imam Al-Haddad telah sampai kedudukan mujtahid (yang layak member ijtihad) dalam ilmu-ilmu islam, iman, dan ehsan. Beliau adalah seorang Mujaddid (pembaharu) ilmu-ilmu ini di zaman ini”.
Adapun pujian para ulama’ setelah Imam Al-Haddad seperti Habib Ali bin Muhammad bin Husin Al-Habsyi:

بالفــتح والإرشـاد والإمــداد *** ثبتت قواعـد شيـخنا الحـداد
مستجمع السر الذي اتصـفت بـه *** أســـلافه وخليفة الأجـداد
فجمــيع من سلك الـطريقة بعده *** مستصـبحون بنـوره الوقـاد

Dengan futuuh (di bukakan pintu-pintu ilmu), Irsyad ( petunjuk), dan Imdad (kelebihan) adalah tonggak utama akan kaedah-kaedah guru kami Imam Al-haddad
kepada beliau telah terkumpul rahasia dan sifat mulia para salaf, maka beliau adalah khalifah kepada mereka
semua yang berjalan dalam jalan mulia ini setelah beliau, telah mengambil dari sinaran ilmu beliau yang sangat terang
Habib Muhammad bin Ahmad Al-Syathiri ( semoga Allah merahmatinya) berkata: “Sangat jarang sekali buku-buku di zaman Imam Al Haddad yang tersebar sepertimana tersebarnya tulisan-tulisan dan karangan-karangan Imam Al-Haddad. Karya-karya beliau telah dicetak berulang kali, dan telah di terjemahkan de dalam beberapa bahasa, dan ramai yang telah mengambil manfaat darinya”.
Almarhum Sheikh Hasanain Makhluf ( bekas mufti Mesir) berkata mengenai karya Imam Al-Haddad “النصائح الدينية” : “Sesungguhnya beliau (Imam Al Haddad) seorang penulis yang sangat jelas urainnya, tinggi tata bahasanya, teliti pembahsannya di dalam mneyebutkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi, serta kata-kata para ulama’, sehingga dapat menghilangkan prasangka dan keraguan didalam hati dan jiwa daripada segala kesamaran, serta dapat menjadi penawar kepada segala permasalahan, sehingga tidak memberi ruang kepada pembicara untuk berbicara, dan tidak ada jawaban lagi bagi orang yang bertanya”.
Dr. Mustafa Al-Badawi telah menulis kitab tentang Imam Al-Haddad bertajuk “الإمام الحداد مجدد القرن الثاني عشر” (Imam Al-Haddad pembaharu abad ke 12). Penulis memetik sebuah hadits Rasulullah  yang riwayatkan oleh Abu Dawud:
إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا
Sesungguhnya Allah akan mengutus untuk Ummat ini pada setiap seratus tahun seseorang yang memperbaharui agama ini untuk mereka.
[1] Orang pertama yang bergelar Al-Haddad
[2] Bapak Saudara Al-Faqih Al- Muqaddam Muhammad bin Ali
[3] Sohib Mirbath ( yang tinggal di Mirbath- Oman)
[4] Khali’Qasam
[5] Kepada beliau nisbah keluarga Ba’alawi atau dikenal dengan sebutan Alawiyyin.
[6] Al-Muhajir ( berhijrah) bergelar gelaran itu kerana beliau berhirah dari irak ke Hadramaut dan menurunkan dzuryzt di sana.
[7] Al-Roomi
[8] Al-Naqib
[9] Al-‘uraidhi ( nama kawasan berhampiran dengan kota Madinah)
[10] Buku ini adalah buku pertama yang di tulis oleh Imam Al Haddad
[11] Imam Al-Haddad berkata: telah berkata sebahagian Ulama’ Al Haramain ketika membaca tulisan ini ( النصائح الدينية) : Buku ini adalah kandungannya sama dengan kitab Ihya’. Imam Al Haddad menjawab: Benar apa yang kamu katakan.
[12] . buk di tulis untuk memenuhi permintaan Habib Ahmad bin Hasyim, ketika meminta wasiat kepada Imam Al Haddad.
[13] . kandungan buku ini adalah kumpulan kata-kata hikmah. Buku ini telah di syarahkan oleh Al-Muhaddits Muhammad Hayah Al-Sanadi Al-Madani.
[14] Kumpulan surat-menyurat Imam Al Haddad kepada saudara-saudaranya, dan juga anak muridnya, dan nasehat-nasihat kepada sultan-sultan pada ketika itu.
Artikel di karang oleh Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid
- See more at: http://darulmurtadza.com/imam-abdullah-bin-alwi-al-haddad/#sthash.bCa1vwqN.dpuf